Learn as If You were To Live Forever
Kayanya atau lebih tepat sebenarnya, tidak ada pelajaran yang benar-benar bisa dibilang sebagai pelajaran favorit saya (kecuali OR). Yang ada hanyalah pelajaran yang mending atau lebih baik dibanding pelajaran yang lain (kecuali OR). Saya biasanya menjadikan biologi sebagai pelajaran favorit (diluar OR) karena pelajaran tersebut merupakan pelajaran tentang alam dan paling terlihat contoh nyatanya dalam kehidupan, walaupun terkadang ada materi yang tidak begitu saya sukai juga. Bahkan ORpun ada materi yang tidak begitu saya sukai misalnya senam. Orang yang mengaku pelajaran favoritnya mat atau kimia atau apapun juga pasti akan sampai di titik bosan atau tidak begitu menyukai suatu materi dalam pelajaran favoritnya.
Satu-satunya hal yang mempertahankan saya dalam belajar adalah kalau saya mengerti pelajaran tersebut (kecuali OR, semua kegiatan outdoor itu asik). Kalau sudah tidak mengerti, susah, membosankan pula.. biasanya semangat belajar sudah terbang menghilang digantikan malas. Tapi kadang begitu suatu pelajaran Ting! di otak saya, biasanya saya jadi penasaran terhadap soalnya dan lebih semangat... sayangnya untuk mendapat Ting! itu harus melewati berbagai rintangan ketidakmengertian yang menguras emosi batin.
Salah satu aspek yang juga berperan dalam kesukaan siswa terhadap suatu pelajaran adalah guru (ini tidak berpengaruh pada saya). Ada beberapa dari teman saya yang menyukai atau minimal bersemangat dalam suatu pelajaran karena gurunya asik. Well yea kadang saya juga sih... beberapa pelajaran... kalo gurunya lumayan... tapi abis selesai pelajaran ya males lagi. Tapi ada yang saking bersemangatnya sampai kalau ada tugas dari guru itu dikerjakan dengan hati gembira, kalau guru itu sedang mengajar diperhatikan dengan mata berbinar. Padahal mau gimana pun yang namanya tugas (bagi saya) ya menyusahkan dan tidak bisa saya kerjakan dengan hati yang tulus gembira.
Selain karena materi yang diajarkan menarik, satu-satunya motivasi saya memperhatikan pelajaran adalah semua-harus-dicatat-demi-kelangsungan-belajar-ketika-mau-ulangan. Prinsip yang saya pegang begitu teguh sampai-sampai ketika saya melihat kembali beberapa catatan saya bahkan ada yang saya tidak sadar ketika mencatat hal tersebut tapi sudah begitu lengkap tertera di catatan. Oh, ada juga yang waktu itu saya mengantuk bahkan sempat tertidur saat guru mengajar tapi karena sebelum tertidur sudah membaca beberapa hal yang ada di buku sehingga ketika ketiduran dan guru mendadak menyebutkan hal yang saya baca di buku (saat saya tertidur), somehow saya bisa terbangun, menyalin apa yang dikatakan guru, kemudian tertidur lagi. Dan ternyata benar hal itu adalah penting (kejadian ini sudah pernah ada kesaksiannya dari teman sebelah saya yang melihat saya tertidur, menyalin hal penting, lalu tertidur lagi, dan masih berlanjut sampai... sekarang).
Intinya saya memang tidak begitu suka dalam belajar tapi saya selalu melihat segala sisi positifnya (walaupun beberapa pelajaran saya masih tidak mengerti apa penerapannya dalam hidup) ketika belajar sehingga kejenuhan dan kemalasan dapat teratasi (selain berkat ketakutan dapat nilai jelek dalam ulangan). Tapi setidaknya saya menjadi salah satu anak yang masih beruntung bisa merasakan segala duka dan suka dalam belajar dan merasakan berbagai macam ilmu serta bertemu berbagai cara guru dalam mengajar dan saya bersyukur untuk hal itu.
Adios~
-“Any fool can know. The point is to understand.”-
(Albert Einstein)
No comments:
Post a Comment